Data per Wilayah

Prevalensi Stunting menurut Umur (Bulan)

Prevalensi Stunting menurut Umur (Bulan)

Hasil pengolahan data SSGI 2024 menunjukkan bahwa, secara nasional, prevalensi mulai menunjukkan peningkatan di usia 12 bulan hingga 24 bulan. Walaupun menunjukkan penurunan pada bulan selanjutnya namun hingga usia 48 bulan, prevalensi masih diatas 19.8%
Administrator
2025-06-28
Perbandingan prevalensi stunting balita menurut umur tahun 2023 & 2024

Perbandingan prevalensi stunting balita menurut umur tahun 2023 & 2024

Secara umum, permasalah gizi disetiap kelompok umur masih menunjukkan pola yang serupa antar tahun. walupun slope dari graph terutama di kelompok usia 0-6 dan 12-24 menunjukkan ada perbaikan namun perlu dicermati pada titik usia 60 bulan, garis bertemu di satu titik yang dapat diartikan bahwa perlu adanya akselerasi program kedepan dibandingkan dengan Upaya 2023 dan 2024
Administrator
2025-06-28
Prevalensi stunting berdasarkan provinsi, SSGI 2024 Kisaran 8.7% s/d 37%

Prevalensi stunting berdasarkan provinsi, SSGI 2024 Kisaran 8.7% s/d 37%

12 Provinsi memiliki prevalesni dibawah angka nasional. Kedepan perlu akselerasi di 26 provinsi lainnya untuk akselerasi sehingga target secara nasional dapat dicapai
Administrator
2025-06-28
Sekitar 50% (2.241.789) balita stunting ditemukan di 6 provinsi

Sekitar 50% (2.241.789) balita stunting ditemukan di 6 provinsi

Sekitar 50% (2.241.789) balita stunting ditemukan di 6 provinsi
Administrator
2025-06-28
Provinsi-provinsi dengan prevalensi BB kurang (underweight) yang tinggi hampir pasti memiliki prevalensi stunting yang tinggi pula

Provinsi-provinsi dengan prevalensi BB kurang (underweight) yang tinggi hampir pasti memiliki prevalensi stunting yang tinggi pula

Tantangan masalah gizi di Indonesia kompleks dan tidak merata, kebijakan perlu disesuaikan secara kontekstual sesuai dengan masalah gizi. Grafik ini menjelaskan bahwa 61% variasi stunting antar provinsi dapat dijelaskan oleh prevalensi gizi kurang. Penguatan tata laksana pada balita gizi kurang diharapkan dapat mencegah terjadinya kasus stunting baru.
Administrator
2025-06-28
Provinsi-provinsi dengan prevalensi BB kurang (underweight) yang tinggi hampir pasti memiliki prevalensi stunting yang tinggi pula

Provinsi-provinsi dengan prevalensi BB kurang (underweight) yang tinggi hampir pasti memiliki prevalensi stunting yang tinggi pula

Provinsi-Provinsi dengan prevalensi BB kurang (underweight)yang tinggi hampir dipastikan memiliki prevalensi stunting yang tinggi. Grafik disamping menggambarkan 87% variasi stunting antar provinsi dapat dijelaskan oleh prevalensi BB kurang. BB kurang dapat dijadikan indikator prioritas untuk deteksi dini dan intervensi pencegahan stunting di tingkat daerah
Administrator
2025-06-28
Variasi proporsi penduduk miskin dan rasio kapasitas fiskal menjelaskan 31% variasi prevalensi balita stunting antar propinsi

Variasi proporsi penduduk miskin dan rasio kapasitas fiskal menjelaskan 31% variasi prevalensi balita stunting antar propinsi

Variasi proporsi penduduk miskin dan rasio kapasitas fiskal menjelaskan 31% variasi prevalensi balita stunting antar propinsi
Administrator
2025-06-28
Kapan stunting dimulai?

Kapan stunting dimulai?

Dengan sumber daya yang terbatas, daerah perlu menemukenali permasalahan didaerahnya sehingga daerah dapat mempriorotaskan intervensi-intervensi kunci. Kapan stunting dimulai? berdasarkan sebaran data prevalensi menurut kelompok umur dan provinsi menjelaskan bahwa secara umum, stunting mulai tinggi di usia 12-23 bulan dan 24-35 bulan artinya pemantauan intervensi pada anak kelompok usia 12-23 dan 24-35 bulan perlu dioptimalkan.Berbeda dengan wilayan NTT dan Papua dimana prevalensi sudah tinggi sejak bayi yang artinya fokus intervensi perlu dioptimalkan mulai dari ibu hamil.
Administrator
2025-06-28

Data per Tema

Judul Tema

Judul Tema

Judul Tema

Judul Tema